MODOSINAL, ROLLE.id—Warga Desa Modosinal ini, meninggal dunia setelah berusaha memperbaiki kandang ternaknya.
Namanya Yopianus Elimanafe, yang tinggal di RT/RW : 14/07, Dusun Amalou Barat, Desa Modosinal Kecamatan Rote Barat Laut. Usianya sudah lanjut, yang kini herusia 60 tahun.
Sebelum meninggal dunia, kakek Yopianus ingin memperbaiki atap kandang ternak. Dirinya kemudian menelpon seorang warga yang bernama Febrianus Fa’ah (saksi).
Keduanya bergegas ke kebun milik kakek Yopianus. Jaraknya tak terlalu jauh, sekitar 700-an meter dari rumah.
Di sana, kakek Yopianus langsung memanjat sebatang pohon, yang bagi masyarakat setempat menyebut dengan nama ‘Gewang’. Sementara saksi menunggu di bawah.
Daun-daun dari pohon tersebut, dahulu dimanfaatkan masyarakat lokal sebagai atap rumah. Begitu juga yang diniatkan kakek Yopianus, untuk kandang ternaknya.
Sehingga beberapa pelepah pohon tersebut sudah dipotong. Dan saksi pun tak punya firasat apa-apa terhadap kakek Yopianus, yang sementara di atas pohon.
“Korban sempat mengeluh kalau penyakit Asmanya kambuh,” kata Kapolres Rote Ndao, AKBP Mardiono, kepada ROTE MALOLE, melalui Kasi Humas AIPTU Anam Nurcahyo, Jumat (15/9).
Dari keluhanya itu, saksi meminta kakek Yopianus untuk segera turun. Tak lama berselang, terdengar bunyi benturan. Suaranya cukup keras yang membentur tanah.
“Saksi melihat ke arah bunyi suara, dilihatnya korban berdarah. Kepala terbentur batu,” kata Anam.
“Saksi, berusaha menolong untuk menyadarkan. Tapi korban tidak sadar-sadar. Sehingga dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ba’a,” sambungnya.
Anam, mengaku hal yang disampaikan itu berdasarkan laporan yang diterima dari Kapolsek Rote Barat Laut, IPDA Andri L. Pah. Bahwa, pada Rabu (13/9) salah satu warga Desa Modosinal, meninggal dunia akibat terjatuh.
Di rumah sakit, nyawa korban tak tertolong. Korban meninggal dunia dengan dua luka lubang di kepala bagian belakang, luka sobek di bagian atas telinga. Mata dan lutut kiri juga terluka.
Kejadian tersebut, lanjutnya, keluarga korban kemudian sepakat untuk tidak melakukan visum/otopsi terhadap korban. Diterima sebagai takdir dari Yang Maha Kuasa.
Itu dibuktikan dengan surat pernyataan yang ditanda-tangani keluarga korban, sepengetahuan kepala suku/maneleo korban.
“Korban diperkirakan jatuh dari pohon yang tingginya sekitar 6 meter. Semoga keluarganya dikuatkan atas peristiwa ini,” ungkapnya. (*/ROLLE/JIT)