NUSE, ROLLE.id–Rote Ndao, begitu melimpah potensi wisata. Dengan panorama alam yang sangat indah, memposisikan daerah ini sebagai pemilik destinasi wisata terbaik dan tersembunyi di ujung Selatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sebut saja Mulut Seribu di Desa Daiama Kecamatan Landu Leko. Pulau-pulau kecil yang menyerupai labirin, tersohor ke mana-mana. Sehingga di tahun 2020 lalu, objek wisata ini, ditetapkan sebagai salah satu wisata terpopuler kategori surga tersembunyi dalam ajang Anugerah Pesona Indonesia (API).
Tak hanya itu, Telaga Nirwana, dengan keunikanya, mampu menyisihkan seluruh pesona keindahan lain yang dimiliki oleh 312 daerah se-Nusantara. Sehingga, dari 313 peserta, Telaga Nirwana berada di peringkat pertama sebagai wisata air terbaik, pada ajang yang sama, yakni API di tahun 2021 lalu.
Selain kedua destinasi wisata yang telah mengantongi pengakuan Nasional terhadap keindahanya, masih berderet sejumlah pesona alam lainnya yang tak kalah menarik. Dan semuanya ini ada di Rote Ndao, sebagai potensi pariwisata.
Satu diantaranya adalah hamparan bunga Ungu, yang tumbuh di pulau Nuse, Desa Nuse Kecamatan Ndao Nuse. Karena tumbuh dalam jumlah yang sangat banyak, sehingga lokasi padang savana ini disebut ‘padang Janda’.
Namanya bunga Kenop atau Gomphrena globosa. Spesies ini merupakan tumbuhan dari genus Gomphrena, yang tumbuh semusim. Sehingga di lokasi yang ditumbuhi secara liar dengan jumlah yang tak sedikit, memantik rasa penasaran siapa saja untuk bisa menikmati dari dekat.
“Kami juga tidak tahu, karena bunga ini tumbuh sendiri. Mulai dari bulan Maret sampai Juni. Tapi saat ini puncak musim berbunga,” kata Kepala Desa (Kades) Nuse, Hesron Pasole, kepada ROLLE.id, Jumat (6/5).
“Bukan baru kali ini, karena bunga ini tumbuh setiap tahun. Tapi karena sudah ulang-ulang makanya kami anggap biasa, tapi ternyata punya daya tarik tersendiri,” sambungnya.
Hesron, mengatakan, hanya di tahun lalu, yakni tahun 2021, bunga tersebut tidak tumbuh sebanyak saat ini. Karena saat itu, diterpa badai Siklon tropis Seroja.
“Sekarang bunga itu tumbuh lebih banyak. Mungkin tahun lalu karena Seroja jadi tumbuh jarang-jarang,” kata Hesron, yang mengaku desanya menerima banyak kunjungan.
“Dalam minggu ini saja sudah sangat banyak yang datang. Dan memang baru kali ini banyak orang luar yang datang untuk lihat bunga. Namanya perdana, sehingga kami juga belum punya persiapan apa-apa,” timpalnya lagi.
Persiapan yang dimaksudkan adalah dengan menyuguhkan produk olahan lokal di sekitar lokasi yang ramai dikunjungi. Sehingga selain menikmati keindahan alam, masyarakat setempat dapat memanfaatkan untuk membangkitkan aktifitas perekonomian.
Sebab, di lokasi tersebut merupakan daerah padang dengan suhunya khas. Dan walau sudah dibangun beberapa sarana penunjang seperti lopo, namun diakuinya belum terlalu memadai.
“Baru ada beberapa lopo yang kami bangun di sekitar lokasi itu, pakai Dana Desa (DD) tahun lalu. Tapi jumlahnya belum banyak, yang kami sesuaikan dengan kemampuan dana kami,” ungkapnya.
Terhadap keindahanya, padang yang terlanjur dikenal dengan sebutan padang Janda ini, memang memilikinya. Dengan bunga yang berwarna Ungu dan terhampar luas, memancarkan pesonanya tersendiri.
Di lokasi tersebut, pengunjung bisa menikmati setiap inchi sesuka hati. Karena lokasi yang ditumbuhi begitu luas, sehingga dipastikan tidak saling berebutan untuk mengabadikan dengan jeprerat kamera.
Dengan cirinya yang begitu khas, warna Ungu yang mekar dari bunga Kenop, memenuhi hamparan padang di ujung Timur pulau Nuse. Sehingga sebelum menginjakan kaki di pantai yang berpasir putih bersih, sambutan hangat langsung dirasa melalui pesonanya yang begitu indah.
Pantas saja, Nuse, saat ini menjadi salah satu primadona dan layak dikunjungi. Hamparan bunga yang eksotis, menambah keunikanya. Dan memang hanya dimiliki oleh Kabupaten Rote Ndao, tepatnya di Desa Nuse, Kecamatan Ndao Nuse.
“Banyak teman-teman yang posting di media sosial jadi katong (kami) lihat, ternyata di Nuse keren sekali dengan padang bunga. Caption-caption foto yang pakai adalah padang janda, begitu juga hastag. Makanya katong langsung ke sana,” kata Merda Putri Bungsu Kenat, kepada ROLLE.id.
“Hari Senin (2/5) katong ke sana. Dengan beberapa saudara kami ke Nuse dengan menyeberang dari pantai Tongga. Karena tidak langsung balik, esoknya Selasa (3/5) katong masih punya waktu untuk lanjut foto-foto saat matahari terbit. Pokoknya saat di Nuse, katong bafoto sampai puas-puas,” ungkap Merda yang diakui kakaknya Emy Adriana Kenat.
“Mungkin hanya di Nuse yang punya bunga ini. Karena di tempat lain juga ada, tapi sonde (tidak) sebanyak di Nuse. Dengan bunga ini sekaligus menunjukan keagungan Tuhan di atas pulau kecil itu,” sambung Emy. (*/ROLLE/TIM)