OFALANGGA, ROLLE.id—Antrian panjang di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) beberapa waktu lalu di Kabupaten Rote Ndao, memantik prihatin sosok perempuan yang satu ini.
Rasanya tak tega melihat orang tua, ibu-ibu yang banyak mengantri di bawah terik matahari. Menunggu berjam-jam demi 3 liter Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite. Untuk roda empat, 20 liter.
Pengantri didominasi petani, juga nelayan. Ada pegawai pemerintah dan swasta, tapi jumlahnya tak seberapa.
Mereka harus berdesak-desakan dalam situasi yang semestinya tak terjadi. Tapi rasa-rasanya mulai mentradisi, karena terus berulang sepanjang tahun.
“Sonde (tidak) tega waktu lihat di SPPU. Kasihan ada orang tua, ibu-ibu dengan anaknya harus tunggu lama untuk dapat bensin (BBM),” kata Apremoi Dudelusy Dethan, kepada ROTE MALOLE, Sabtu (3/8).
“Sebagai perempuan, beta (saya) sedih. Karena gara-gara mau dapat BBM, banyak orang harus tinggalkan pekerjaannya di kebun, sawah, atau laut,” ungkapnya prihatin.
“Lalu bagaimana masyarakat mau menggerakan perekonomiannya dengan kondisi yang terus berulang ini?,” tambahnya bernada tanya.
Terhadap kondisi tersebut, ditegaskan solusi dalam agenda perubahan yang kelak diwujudkan.
Bahwa, agenda perubahannya sudah dikomitkan dalam bulir ke-7 dari Sembilan bulir, yang disebutnya ‘Mbule Sio’. Sehingga masalah BBM tempo hari dijaminkan tak berlarut lagi.
Di mana, Apremoi, merupakan Bakal Calon Wakil Bupati (Bacawabup), yang berpasangan dengan Paulus Henuk sebagai Bacabup, dari paket yang bertagline Ita Esa.
“Bersama bapak Paulus, kami komit bahwa harus dirikan Jober di Rote Ndao. Karena dari masa pak Dillak, sebagai Bupati pertama itu sudah direncanakan. Kami tuangkan itu dalam agenda kami di butir ke-7,” jelas Apremoi.
“Yaitu, membangun infrastruktur dalam kerangka pengembangan wilayah terpadu, yang bertujuan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan. Di dalamnya ada perbaikan tata niaga BBM, melalui pembangunan Jober,” sambungnya menjelaskan.
“Jadi tugas kami adalah mewujudkannya untuk menyudahi jeritan masyarakat saat BBM mulai susah. Apalagi di musim-musim tertentu, harga BBM pasti selangit. Dan itu fakta, yang ulang-ulang terjadi,” ungkapnya.
Sebab, dengan beroperasinya empat Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Rote Ndao, juga disebutnya belum mampu mengatasi kelangkaan BBM, di Rote Ndao.
Malah sebaliknya, yang mampu menyuguhkan fenomena baru, sebagai tempat layaknya penitipan kendaraan bermotor.
“Baru-baru ini kan katong (kita) semua tahu kalau semua SPBU seperti dikepung motor dan mobil. Antriannya panjang mulai dari sore agar esoknya bisa dapat BBM. Apakah kondisi seperti itu masih ingingkan?,” tanya Apremoi.
“Sehingga mendirikan Jobber, merupakan solusi yang terus kami sampaikan di setiap acara sosialisasi. Bapak Paulus, mulai dari Barat, dan beta dari Timur,” ungkapnya.
“Jadi dari kampung-kampung, kami sampaikan komitmen perubahan ini terhadap Rote Ndao. Bahwa, sudah saatnya masyarakat berkeputusan untuk menikmati masa depan yang lebih baik,” tambahnya. (*/ROLLE/JIT)