BA’A, ROLLE.id–Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Rote Ndao, mengawali tahun 2022 ini, dengan mempersiapkan sejumlah agen pariwisata. Semuanya dipilih dari kalangan milenial melalui tiga ajang pemilihan bakat.
Dua ajang sudah terlebih dahulu diselenggarakan dengan menghasilkan 10 milenial sebagai putra dan putri terbaik Rote Ndao. Dan kedua ajang tersebut adalah pemilihan putra dan putri tari, serta putra dan putri pariwisata.
Kini, satu ajang bergengsi lainnya hampir memasuki babak akhir/final. Namanya pemilihan ‘Ana Mone no Ana Feto’, explore Rote tahun 2022. Dari 60 peserta dengan persaingan begitu ketat, telah menyisahkan 12 finalis.
Dan oleh Disbudpar setempat, ajang tersebut telah dilaksanakan sejak Sabtu (15/1) lalu. Sehingga sebelum memasuki babak grand final Selasa (1/3) nanti, ke-12 finalis tersebut dirasa perlu dibekali. Secara panel, semuanya telah mengantongi sejumlah ilmu dari beberapa mentor/arasumber sekaligus.
“Kemarin, Kamis (24/2) dari Disbudpar, selenggarakan pembekalan kepada 12 finalis Ana Mone no Ana Feto, explore Rote tahun 2022. Kebetulan beta (saya) juga sebagai salah satu mentor atau narasumber,” kata Ricky Ndolu, content strategist, Digital Indonesia Felama, kepada ROLLE.id, Jumat (25/2)
“Materinya tentang strategi branding dan komunikasi pariwisata Rote Ndao. Yang secara spesifik, para agen pariwisata diberi sebuah pemahaman yang baik untuk memaksimalkan kecanggihan teknogi untuk mempromosikan wisata di Rote Ndao,” sambungnya.
Ricky, mengatakan, potensi wisata yang selama ini gencar diposting di sosial media hanya berupa wisata bahari, pantai dan alam lautnya. Sementara masih banyak potensi lain yang seolah luput dari perhatian. Padahal, merupakan aset yang tak dimiliki daerah lain.
Sehingga dari pembekalan tersebut, dirinya berharap, ke-12 finalis menjadi brand ambassador digital. Tujuanya untuk melakukan promosi wisata Rote Ndao secara masif, dengan memanfaatkan media sosial, seperti, Facebook, Instagram, Twiter, Tik-tok, dan juga media-media lainnya.
“Wisata di sini (Rote Ndao) tak hanya keindahan alam. Seperti pantai dan laut. Masih banyak sekali kekayaan budaya (culture) yang belum terlalu terpublish. Padahal, ada keuinkan tersendiri. Seperti tradisi pukul kaki, yang disebut ‘bahorok’, yang punya daya tarik tersendiri,” kata Ricky.
“Ada juga acara Hus dan acara ritual-ritual adat lainnya yang penting untuk diperkenalkan secara luas. Nah, dari ke-12 finalis inilah, yang diharapkan menjadi agen untuk mempromosikan semua wisata yang dimiliki,” sambungnya.
Terpisah, Kepala Bidang Promosi dan Pemasaran, Disbudpar Rote Ndao, Bambang Haryo Basuseno, pun mengatakan hal yang sama. Di mana khusus terhadap pemilihan Ana Mone no Ana Feto, Bambang, menyebut, untuk menjaring bakat dari para milenial.
“Ini gebrakan kami (Disbudpur) yang sebelumnya sempat ‘stag’ saja hampir tiga tahun akibat pandemi Covid-19. Mereka yang terpilih, dari tiga ajang ini, kedepanya, kami ingin menjadikan mereka sebagai duta dan agen-agen promosi pariwisata dan budaya,” kata Bambang Haryo Basuseno, Kepala Bidang Promosi dan Pemasaran, Disbudpar Rote Ndao.
“Untuk Ana Mone no Ana Feto, explore Rote tahun ini, mulai dilaksanakan pada Sabtu (15/1). Pesertanya sebanyak 64 anak milenial yang kemudian terseleksi 12 orang sebagai finalis. Puncaknya pada Selasa (1/3) nanti,” sambungnya.
Bambang, juga menyebut ke-12 finalis, yang berkompetisi dalam puncak pemilihan Ana Mone no Ana Feto, explore Rote. Yang disebutnya terdiri dari 6 laki-laki (Ana Mone) dan 6 perempuan (Ana Feto).
Yakni, Fredik Daniel Junior Pah, Nafis Kurtubi, Pray Kim Judhika Pada, George Rivaldo Palaka, Putra Adrian Foes, dan Mohammad Sadam Koso. Selanjutnya, untuk Ana Feto, Vania Izaura Tresy Pandie, Jenny Chamelina Leuanan, Nicky Haydenia Bessie, Wanda M. A. Solokana dan Ratny Laulela.
“Mentornya terdiri dari beberapa pihak. Yakni pak Asisten Administrasi Pemerintahan dan Kesra Untung Harjito, tentang pariwisata. Kemudian, beauty and attitude, oleh Indra Sistiya Handayani, strategi branding dan komunikasi digital pariwisata oleh Ricky Ndolu, berikut pengenalan catwalk, oleh Jessen Pah,” kata Bambang. (*/ROLLE/TIM)