MENGGELAMA, ROLLE.id—Keluarga Esaul Mbuik, yang viral, memantik solidaritas warga sekitar, yang bergotong royong membongkar, sekaligus membangun rumahnya yang baru, Senin (5/8) pagi.
Momen kebersamaan itu terekam dalam sebuah video singkat yang diperoleh ROTE MALOLE, Senin (5/8) pagi.
Yang dalam videonya, terekam, dan jelas memperlihatkan aktifitas sejumlah warga yang datang berbondong-bondong. Mereka bahu-membahu bantu keluarga Esaul, dalam semangat kebersamaan yang kental satu keluarga.
“Kami tinggal di sini (Menggelama) dari tahun 2016,” jawab Heti Ofliana Ramboki, dari balik telepon, saat dikonfirmasi ROTE MALOLE, dalam sambungan panggilan suara WhatsApp, via Handphone milik Welem Mbuik, saudaranya Esaul, Senin (5/8).
Heti, yang dalam keseharian dipanggil Ofi, merasa bersyukur dengan solidaritas yang spontan dari sesamanya. Juga diakuinya bahwa, jarak posisi rumah lamanya dengan yang baru, tak seberapa jauh.
“Ia, ini basudara semua. Dong (mereka) datang baku bantu untuk bongkar, habis itu langsung buat baru di sebelah,” kata Ofi.
Suasana itu, kemudian memantik empati Absalom Polin. Yang dengan kepeduliannya, ia juga menyatu dalam satu rasa bersama keluarga Esaul.
Absalom, terlihat hadir dengan mengenakan kaos oblong berwarna Orange, berpadu celana pendek hitam. Yang dalam beberapa foto yang diperoleh, Absalom, terlihat bersama Esaul, Ofi, dan juga seorang anak yang masih kecil.
Sayangnya, tak banyak yang disampaikan, saat dikonfirmasi ROTE MALOLE. “Ia, beta (saya) ju (juga) ada pi (ke/pergi) situ. Namanya manusia jadi musti baku bantu,” kata Absalom dengan dialeknya yang khas.
Walau tak ingin ‘mengumbar’, ada batako, juga semen, yang diketahui merupakan wujud solidaritasnya. Begitu juga warga lainnya yang ikut tergerak membantu keluarga Esaul. Dan semuanya terbingkai dalam satu rasa, tulus membantu sesama yang membutuhkan.
Hal itu kemudian direspon Penjabat Kepala Desa (Pj Kades) persiapan Menggelama, Dance Ndun, yang tak menyoalkan. Dianggapnya sebagai sesuatu yang perlu dipelihara dalam kehidupan sosial bermasyarakat.
Itu disampaikan saat memediasi perang urat saraf antara Esaul, dan kakaknya Martha Fanggi. Di mana, pembongkaran rumah yang jadi imbasnya, tak disangka viral. Dipicu dari pernyataan kontraversial, di tengah tensi politik Rote Ndao yang mulai memanas.
Syukurnya, kondisi itu pulih, yang diselesaikan dan disepakati secara bersama-sama. Penyelesaiannya difasilitasi pemerintah desa persiapan Menggelama, dan pemerintah Kelurahan Namodale. Anggota Polsek Lobalain, serta beberapa tokoh masyarakat setempat, juga ikut dihadirkan.
“Berawal dari bongkar rumah, maka terjadilah seperti yang viral ini,” jelas Penjabat Kepala Desa (Pj Kades) Menggelama, Dance Ndun, dalam sebuah video berdurasi 3 menit 4 detik yang diperoleh ROTE MALOLE, Senin (5/8) malam.
Selanjutnya, ada muatan-muatan yang terlanjur masuk dalam urusan keluarga Martha, dan Esaul, juga ditepisnya. Bahwa Martha, yang sebagai kakak, punya maksud tak seperti yang dikira Saul, bersama Ofi isterinya.
“Tujuannya murni yaitu, kakak ingin mendidik kedua adiknya untuk mandiri. Ini memang bertiga punya isi hati seperti itu. Sehingga Ikutan-ikutan yang lain, mereka sonde (tidak) tahu, dan memang dong dasarnya son (tidak) mengerti juga soal itu,” jelas Dance.
“Dan kalau ada orang yang datang untuk membela rasa, turut prihatin, atau mungkin membantu, itulah bagian dari solidaritas, dan kekeluargaan,” tambahnya menjelaskan. (*/ROLLE/JIT)