NAMODALE, ROLLE.id–Anggota Polres Rote Ndao, tengah gencar menyampaikan pesan dari komandanya. Melalui mimbar-mimbar gereja, digunakan untuk menyuarakan sejumlah pesan dan juga himbauan kepada jemaat dalam pelaksanaan kebhaktian Minggu raya.
Semua Polsek jajaran, telah melaksanakan perintah ini, setelah dilakukan oleh Kapolres Rote Ndao, AKBP I Nyoman Putra Sandita. Di mana pada Minggu (27/3) lalu, jemaat GMIT Gloria Lotelutun, Desa Sanggandolu, Kecamatan Rote Barat Daya, merupakan jemaat pertama menerima program ‘Polisi masuk gereja’.
“Seluruh anggota (polisi) wajib ke Gereja. Ini kami lakukan dengan berkoordinasi dengan ketua-ketua majelis jemaat agar dapat menyampaikan kepada jemaatnya,” kata Kapolres Rote Ndao, AKBP I Nyoman Putra Sandita, kepada ROLLE.id, beberapa waktu lalu, di ruang kerjanya.
Hal yang ditekankan dalam pelaksanaan program tersebut adalah tentang Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas). Di mana, hal tersebut oleh Polisi, diminta untuk dilakukan secara bersama-sama dalam kehidupan sosial bermasyarakat.
“Kamtibmas harus tetap dijaga. Dan dilakukan tak hanya oleh anggota kami, tapi bersama masyarakat. Untuk itulah himbauan ini terus disampaikan oleh seluruh anggota kami,” kata Kapolres Nyoman.
Dan untuk mewujudkan hal tersebut, secara serempak telah dilakukan oleh Polsek jajaran yang dimiliki Polres Rote Ndao. Setiap anggota secara menyebar, bahkan bersama-sama ‘masuk gereja’ untuk beribadah bersama.
Selain memberikan rasa nyaman terhadap prosesi peribadatan, kehadiran anggota Polisi adalah untuk mengedukasi dan mengajak masyarakat yang juga merupakan jemaat gereja.
“Kemarin, Minggu (1/5), kami melaksanakan pengamanan kebatian mingguan di gereja GMMI Bukit Zaitun Namodale, Kelurahan Onatali. Dan ini sudah beberapa kali, dalam rangka Harkamtibmas, sekaligus menyampaikan pesan-pesan Kamtibmas,” kata Kapolsek Rote Tengah, IPDA Charles Rihi Pati, kepada ROLLE.id, Senin (2/5).
Menurutnya ada beberapa point yang disampaikan melalui mimbar gereja. Dengan menyebut jumlah pesanya, IPDA Charles, mengaku, merupakan pesan Kapolres, yang terus disampaikan dalam bentuk himbauan, juga mengedukasi.
Yang pertama, kata IPDA Charles, orang tua diminta untuk tidak menerapkan pola asuh yang primitif kepada anak. Hal ini menurutnya, untuk mencegah terjadinya kekerasan seksual kepada anak.
Begitu juga terhadap persoalan-persoalan yang dialami, masyarakat didorong untuk mengedepankan proses musyawarah. Sebab, tindakan main hakim sendiri sangat tidak dibenarkan dan berpotensi menimbulkan persoalan baru.
“Kalau ada masalah, duduk baik-baik dan bicarakan untuk cari solusi. Biar masalah sonde (tidak) menimbulkan masalah baru kalau pakai cara main hakim sendiri,” kata IPDA Charles.
“Bijak menggunakan media sosial juga kami sampaikan. Bahwa sonde jarang berita palsu atau hoaks disebar dengan tujuan memprovokasi. Untuk itu, kami anjurkan untuk sonde cepat percaya,” sambungnya.
“Apalagi, berita yang cenderung memojokan seseorang atau kelompok tertentu. Pasti lebih banyak yang mengakses. Dan biasanya disebar melalui media sosial. Untuk itu, langkah baiknya adalah cek dulu kebenaranya biar tidak mudah terhasut,” timpalnya lagi.
Masih terhadap penggunaan media sosial, orang tua juga diminta untuk mengontrol anaknya. Yang disebutnya untuk menghindari akses terhadap konten-konten negatif.
“Itulah beberapa pesan yang kami sampaikan melalui mimbar gereja. Yang tak kalah penting adalah menjaga hubungan baik dengan sesama,” ungkapnya.
“Begitu juga dengan adanya isu-isu yang berbau mistis (suanggi/santet). Entah disadari atau tidak, tapi ini sangat bertentangan dengan ajaran agama. Di mana hal tersebut tidak sedikitpun membawa keuntungan. Terlalu rugi menduakan Tuhan yang kita imani sesuai agama masing-masing,” ungkapnya lagi. (*/ROLLE/TIM)