BA’ADALE, ROLLE.id–Tak ada sejarah besar yang lahir tanpa langkah pertama. Dan malam itu, di sebuah sudut sepi, ada peristiwa penting yang resmi dimulai.
Tepatnya di Meriba Caffe, Desa Ba’adale Kecamatan Lobalain, lembaran sejarah untuk olahraga otomotif Rote Ndao mulai ditulis.
Tempat itulah, menjadi saksi rapat perdana pengurus Ikatan Motor Indonesia (IMI) Rote Ndao berkumpul sekaligus menyalakan mesin olahraga otomotif, sebagai langkah awal dengan tekad penuh.
Dalam suasana hangat yang berpadu semangat, Kepala Bidang (Kabid) Hukum IMI Rote Ndao, Jhon Rihi, berdiri dan berbicara bukan sekadar sebagai pengurus.
Ia berdiri sebagai saksi hidup dari perjalanan panjang anak-anak Rote di dunia balap. Baiik di jalan raya maupun arena resmi.
“Langkah awal ini akan menentukan. Seribu langkah ke depan tak akan berarti jika kita tak berani melangkah dari titik ini,” lugas John Rihi.
Lanjutnya, generasi muda Rote Ndao dikenal memiliki talenta luar biasa di dunia otomotif. Sayangnya, talenta itu kata John, lebih sering ditemukan dalam bentuk balap liar.
Disebutnya tak terkendali, tanpa aturan, dan sering kali berakhir dengan kecelakaan. Tapi di tempat itu, (Meriba Caffe) tekad baru dilahirkan: mengubah arah dari jalanan menuju lintasan resmi.
“Balap liar itu berbahaya, meresahkan. Tapi bukan berarti semangat mereka salah. Justru itu yang mau kita akumulasi,” kata John.
“Kita rangkul mereka. Kita ajak ke arena yang sah,” ungkap Jhon, yang yakin IMI Rote adalah jawaban dari keresahan itu, sekaligus menjadi rumah bagi para pembalap muda untuk tumbuh dengan benar.
“Kita tidak ingin sekadar ramai. Kita ingin melahirkan pembalap nasional dari tanah ini. Kita ingin nama Rote Ndao masuk radar otomotif Indonesia,” tegas Jhon, dengan menegaskan kesiapannya menangani segala aspek hukum kegiatan.
“Urusan hukum, legalitas, dan perlindungan, saya berdiri di depan,” tambahnya. (*/ROLLE/JIT)
