FGD Lanal Pulau Rote, Nelayan Pelanggar Batas Perairan di-Warning, Ada Resiko Hukum

PAPELA, ROLLE.id–Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Pulau Rote, menggelar Focus Group discussion (FGD), membahas persoalan nelayan di Rote Ndao.

Sejumlah pihak dilibatkan dalam kegiatan yang dilaksanakan di Markas Komando (Mako) Lanal Pulau Rote, Selasa (5/3).

Mulai dari Kejaksaan, Kepolisian, Kodim 1627/Rote Ndao, hingga pihak Pengawas Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Kupang.

Sedangkan Badan Keamanan Laut (Bakamlah) terlibat secara daring, melalui room zoom meeting.

Hasil dari FGD tersebut, kemudian dipaparkan di hadapan para nelayan di Desa Papela, Kecamatan Rote Timur, Kamis (7/3).

Dengan fokusnya adalah, membahas aktifitas nelayan dari pulau Rote yang kerap melanggar batas peraian laut Ausrralia.

Yang dalam penyampaianya, Komandan Lanal (Danlal) Pulau Rote, Letkol Marinir Nikodemus Balla, menganalogikan dalam kehidupan keseharian.

Bahwa, nelayan yang dianalogikan sebagai seorang anak, melakukan pelanggaran berulang kali di rumah sebelah.

“Ibaratnya, rumah badeka (bertetangga) dan anak kita keluar mencuri di sebelah. Ditangkap, disita barang curian, dan si anak dikembalikan,” kata Danlal Pulau Rote, Letkol Marinir Nikodemus Balla, Kamis (7/3).

“Tapi si anak ini kembali lakukan hal yang sama, kemudian dibawa pulang baik-baik. Kira-kira bagaimana perasaan kita sebagai orang tua yang tau perilaku anak kita seperti itu,” ungkapnya.

Menurutnya, hal tersebut dirasakan ketika dirinya dipanggil menghadiri pertemuan yang diselenggarakan di Kementerian Polhukam Republik Indonesia, beberapa waktu lalu.

Sejumlah pejabat penting dihadirkan untuk membahas isu nelayan pelintas batas perairan laut.

Dirinya ikut dihadirkan, karena pulau Rote berbatasan langsung dengan peraiaran Australia.

Di mana, dalam aktifitasnya, nelayan pulau Rote, disebutnya sering melewati batas perairan yang sudah ditetapkan.

“Begitu ada kejadian di Rote, dari atas atau pimpinan pasti telepon, dan tanya beta (saya),” ungkapnya.

Sehingga dirinya berharap, ada masukan yang diberikan oleh nelayan, kemudian diusahakan untuk menemukan solusi terbaik secara bersama-sama, untuk mencegah ancaman hukumnya.

“Kejaksaan dan perikanan didesak untuk segera dipidanakan di negera kita,” kata Danlanal yang kerap disapa Niko.

“Ini betul-betul sudah panas di atas. Karena kita malu, hubungan kita dengan Australia, atas ulah nelayan kita yang tadi beta ibaratkan dengan anak yang nakal terus,” sambungnya.

“Pilihan yang baik atau tidak ada di tangan masing-masing, dengan segala resikonya,” tambahnya. (*/ROLLE/JIT)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.