BA’A, ROLLE.id–Jonas Cornelius Lun, atau lebih dikenal Jonas Lun, resmi mendaftar di PDI Perjuangan, Senin (29/4).
Sebagai bakal calon kontestan dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Rote Ndao, Jonas, mendaftar sebagai Bakal Calon Wakil Bupati (Bacawabub).
Jonas, didampingi beberapa orang timnya tiba di sekretariat partai berlambang Banteng moncong putih itu sekira pukul 16 wita, lebih beberapa menit.
Hadirnya disambut ketua DPC PDI Perjuangan, Denison Moy, bersama sejumlah kadernya yang bertugas melakukan proses pendaftaran itu.
Dalam konferensi pers, usai memasukan dokumen pendaftarannya, Jonas, mengapresiaasi PDI Perjuangan dalam pencapaianya di Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
“Apresiasi untuk PDIP, partai yang besar, besar dalam komitmen, dan besar perjuangan,” puji Jonas Lun, Senin (29/4).
“Besar juga dalam menjawab tantangan masa depan bangsa, masa depan daerah. Dan itu sangat terbukti,” sambungnya, dengan sedikit mereview peristiwa yang disebutnya bersejarah.
“Hari ini, Selasa (29/4) sejarah berulang. Bahwa saya berada di rumah besar PDIP,” tambahnya.
Mantan wakil Bupati Rote Ndao, periode 2014-2019 ini, kemudian menjelaskan pilihannya yang memilih daftar sebagai Bacawabup.
Berbeda dengan posisinya pada Pilkada tahun 2018, yang bertarung sebagai calon Bupati, tapi Jonas, masih begitu merindukan masa-masa mesra itu bersama PDI Perjuangan.
Namun, disadarinya bahwa masih ada tahapan yang melewati berbagai proses, hingga tahap penentuan. Dan ia pun menjaminkan kebesaran hatinya menerima keputusan partai.
“Apapun prosesnya, apapun hasilnya, kami tetap hormat,” ungkapnya sambil menunjukan dengan bahasa tubuhnya.
Ada hal menarik dalam momen pendaftaran itu. Selain punya sejarah, ternnyata masih menyimpan sesuatu yang belum banyak diketahui orang.
Denison, yang kerap dipanggil Deni, terungkap sebagai salah satu anak didik Jonas, semasa berseragam putih-abu di SMA Negeri 1 Kecamatan Rote Barat Laut, tahun 2000 hingga 2003.
Sehingga momen politik itu sedikit menampilkan kesan reuni kecil-kecilan antara mantan guru dan anak murid, yang sama-sama berbaju merah.
Yang sesekali muncul sedikit guyonan, membuat keduanya terlihat ‘mesra’ dalam pencapaian masing-masing. Jasa Jonas, disebutnya tak akan dilupakan.
“Beta deng bapa Lun, bapak anak ini. Beta pung bapak guru ini. Beta pung guru waktu beta masih di SMA Oemilan, dan bapa Lun, waktu itu kepala sekolah,” beber Deni.
“Jadi waktu beta dilantik jadi anggota DPRD, bapak Lun, sudah Wakil Bupati. Bapa Lun, bilang biar anak murid, tapi beta panggil bapak dewan ini,” ungkapnya.
“Karmana (bagaimana) pun, jasa didikan bapak sebagai seorang guru, tidak pernah dilupakan oleh anak murid,” sambungnya, yang memantik tepuk tangan. (*/ROLLE/JIT)