SIOMEDA, ROLLE.id–Sebuah pernyataan Bupati Rote Ndao, Paulina Haning-Bullu, disambut tepuk tangan meriah. Ungkapanya adalah tentang hubungan kebersamaan, yang diminta untuk terus dijaga. Bahkan, melalui sebuah atribut, dirinya menunjukan adanya kekompakan.
Kejadiannya pada pembukaan lomba pacuan Kuda, yang diselenggarakan oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kabupaten Rote Ndao. Di mana, Bupati Paulina, didaulat sebagai tamu terhormat dalam pagelaran ketangkasan berkuda.
Acara tersebut diselenggarakan di wilayah Desa Siomeda, Kecamatan Rote Tengah. Di mana, kehadiran orang nomor satu itu, sangat dinanti oleh banyak orang yang sedari pagi sudah memadati sebuah lahan keluarga Ndaomanu, yang dihibahkan untuk arena balapan Kuda.
Bupati Paulina, yang tiba di lokasi, disambut dan diarak dalam arak-arakan Kuda. Begitu juga warga dengan senyum sukacita, menyambut sosok pemimpin perempuan itu.
“Ini pertandingan sangat legendaris dari Rote. Karena, pacuan kuda ini bukan saja olahraga, tapi sudah tidak asing bagi masyarakat Rote Ndao, yang turun temurun dilaksanakan oleh orang-orang tua kita. Dan kita punya tanggung jawab untuk mempertahankannya,” kata Bupati Rote Ndao, Paulina Haning-Bullu, Kamis (23/6), disambut tepuk tangan meriah.
Terhadap inisiatif PSI untuk selenggarakan pacuan kuda, Bupati Rote Ndao, Paulina Haning-Bullu, menyampaikan apresiasinya. Bahwa tak hanya diminati banyak orang, tetapi pacuan kuda yang ada sedari dulu tetap saja dilaksanakan hingga saat ini.
Yang kemudian dirinya membakar sportivitas sebelum perlombaan tersebut dibuka dengan resmi. Bahwa, merupakan tanggung jawab seluruh pihak untuk mempertahankan semangat kebersamaan dalan lomba pacuan kuda PSI Cup itu.
“Memang, beberapa tahun terakhir ini, kita sangat terkendala untuk selenggarakan ivent, akibat Covid-19. Sehingga ekonomi kita terpuruk dalam pandemi tersebut. Tetapi puji Tuhan, saat ini kita sudah mulai bangkit, dan berlari, karena dengan ada ivent-ivent begini, tentunya akan mengembangkan pariwisata kita, dan juga ekonomi kerakyatan,” kata Bupati Paulina.
“Selamat berlomba untuk seluruh peserta lomba. Bertandinglah dengan sportif dengan menjunjung tinggi semangat solidaritas, melalui pacuan kuda ini,” ungkapnya
Bupati Paulina, terlihat mengenakan busana berwarna hijau, dibalut motif daerah di bagian depan, memantapkan langkahnya saat turun dari mobil dinasnya. Terlihat, sebuah topi berwarna merah polos, yang dipakai untuk menutup kepala dari terpaan panas matahari yang persis di atas ubun-ubun.
Dan bukan secara kebetulan, topi yang dipakai Bupati Paulina, sama persis warna topi yang dipakai Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Solidaritas Indonesia (DPD PSI) Kabupaten Rote Ndao, Simson Polin. Dan keduanya duduk berdampingan pada deretan kursi paling depan, berjejer sejumlah pejabat Forkopimda.
Sejumlah pejabat pemerintahan ikut mendampingi Bupati Paulina. Mulai dari Sekretaris Daerah, Jonas M. Selly, Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan, Armis Saek, Sekretaris DPRD, Benyamin Koamesah, pun demikian. Berikut Kepala BNNK Rote Ndao, Raden Bogie Setia Perwira Nusa, dan sejumlah pimpinan OPD, duduk berjejer, yang menghadap langsung ke arena pacuan.
Selain bertopi merah, Simson Polin, yang kerap disapa Sipo, juga mengenakan jaket berwarna merah. Merah yang bermakna berani, menyimbolkan tekadnya untuk membangkitkan tradisi pacuan kuda di Rote Ndao.
Sebab, selama dilanda pandemi Covid-19, kegiatan tersebut tidak bisa diadakan. Bahwa dengan penyelenggaraannya, Sipo, mengatakan, untuk melestarikan dan menjaga nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya.
Terhadap kesamaan warna topi, Sipo, memang tak menyangkanya. Hal tersebut, kemudian disebut sebagai sebuah hal yang biasa dan bisa saja terjadi kapan saja.
“Memang sonde ada janjian untuk pakai topi warna merah. Tapi itu hal biasa dan bisa saja terjadi di tempat lain. Prinsipnya, kami PSI merasa begitu terhormat dengan kehadiran mama Bupati tadi,” kata Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Solidaritas Indonesia (DPD PSI) Kabupaten Rote Ndao, Simson Polin, di sela-sela perlombaan
“Sehingga melalui pacuan kuda ini, kami ingin nyatakan bahwa, PSI punya komitmen terhadap kelestarian budaya. Kali ini, dimulai dengan PSI Cup 1, dan selanjutnya pasti ada lagi. Ini semata-untuk mendorong sektor pariwisata, yang pada akhirnya berdampak baik pada pertumbuhan ekonomi kita sendiri,” ungkapnya. (*/ROLLE/TIM)