Songsong Paskah, OMK dan Remas Bersihkan Gereja dan Masjid, Micky : Beda Agama Bukan Pembatas

NAMODALE, ROLLE.id–Bagi umat Kristiani, baik Protestan dan Katholik, Paskah merupakan hari paling istimewa. Sebab, diyakini sebagai hari penebusan yang dilakukan Yesus, sebagai Juruselamat.

Untuk itu, dalam perayaanya dilakukan secara meriah dengan beraneka macam kegiatan. Lazimnya, dengan menyelenggarakan lomba hias Salib, dengan ornamen khas Paskah, untuk mengenang kisah perjalanan sang juruselamat.

Dan sebelum memperingati hari tersebut, ada sejumlah mudi-mudi melaksanakan Bhakti Sosial (Baksos). Rumah-rumah ibadah dibersihkan untuk menyongsong puncak peringantanya.

Uniknya, Baksos ini tak hanya dilakukan oleh muda-mudi Kristen. Umat beragama lain pun turut serta dalam pelaksanaan Baksos.

Sebut saja Remaja Masjid (Remas) Al-Ikhwan Ba’a, berbaur dengan Orang Muda Katholik (OMK) Paroki St. Kristoforus Ba’a. Mereka sama-sama membersihkan gereja Menggelama, Bethania kemudian Masjid Al-Ikhwan.

“Baksosnya sudah kami lakukan untuk menyongsong Paskah, yang mulai kami lakukan pada Sabtu (26/3). Kami membersihkan dua gereja yaitu gereja GMIT Bethania dan GMIT Menggelama,” kata Austreberto Ribeiro, ketua OMK Paroki St. Kristoforus Ba’a, Minggu (27/3) kepada ROLLE.id, Selasa (29/3).

Gabungan pemuda OMK dan Remas, melakukan Baksos dengan membersihkan pelataran Masjid Al-Ikhwan Ba’a, Minggu (27/3). Foto : Istimewa

“Kami berkolaborasi. Karena selain dari kami OMK, ada juga saudara-saudara kami dari Remaja Masjid (Remas). Sehingga untuk Masjid, kami lakukan pada hari Minggu (27/3) dengan seluruh anggota yang tergabung sebanyak 40-an orang. Kami pungut sampah dan mengepel lantai,” sambungnya.

Dari kolaborasi tersebut, menampilkan keindahan dalam kerukunan hidup beragama. Walau berbeda, mereka tetap satu dalam bingkai Ita Esa, yang merupakan semangat luhur Bhineka Tunggal Ika.

“Kami lakukan untuk terus merajut tali persaudaraan dan menjaga kerukunan antarumat beragama, terkhusus untuk anak muda Gereja-Gereja dan Masjid,” kata Austreberto, yang keseharian dipanggil Micky.

Menurutnya, kegiatan tersebut (Baksos) bukan yang pertama kali. Karena sudah menjadi kebiasaan, sehingga mendapat dukungan dari tokoh-tokoh agama.

Micky, kemudian mengajak sesama pemuda untuk bisa melakukan hal yang sama di tempat masing-masing. Dirinya percaya, dari hal kecil yang dilakukan, bisa membawa dampak yang besar.

“Kalau semua pemuda bisa melakukan pasti lebih baik. Sebab, walau hanya melakukan pembersihan seperti yang kami lakukan, tapi bisa menciptakan suasana yang harmonis,” kata Micky.

Bahkan, melalui kegiatan tersebut, disebutnya untuk membina hubungan silaturahmi. Berbeda kenyakinan kata Micky, bukan sebagai pemisah, yang justru terus hidup berdampingan dalam lingkungan sosial kemasyarakatan.

“Baksos bersama merupakan cara kami membina hubungan silahturahmi, di mana perbedaan agama bukan sebagai pembatas. Karena walau pun berbeda, kami tetap bersaudara,” ungkapnya. (*/ROLLE/TIM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.